Pada saat ini, kajian tentang masalah datangnya Hari Kiamat atau Armagedon sedang banyak dibicarakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Mereka mempunyai pendapat yang berbeda-beda, tergantung dari latar belakang keilmuan dan agamanya masing-masing. Gencarnya pemberitaan Kiamat yang beragam, menyebabkan kesimpangsiuran tentang pengertian Kiamat itu sendiri, sehingga diperlukan pembahasan masalah tersebut, untuk meluruskan pengetian masyarakat tentang Kiamat yang sebenarnya.
Kata kiamat berasal dari kata serapan Bahasa Arab, Qiyamat, yang mempunyai arti Kebangkitan. Menurut kaum sufi, Kiamat di bagi menjadi dua jenis, yaitu kiamat kecil (sughro) dan kiamat besar (kubro).
Kiamat kecil dibagi menjadi dua jenis yaitu : Kiamat Lahir dan Kiamat Mati. Sedangkan kiamat besar terdiri dua jenis, yaitu : Kiamat Ma’rifat dan Kiamat Akhlak.
Kiamat lahir adalah proses terjadinya kebangkitan Ruhani ke dalam jasmani seorang manusia. Peristiwa ini dinamakan kelahiran atau natal atau milad.
Kiamat mati adalah proses terjadinya kebangkitan ruhani dari jasmani seorang manusia. Peristiwa ini dinamakan kematian atau meninggal dunia atau wafat.
Kiamat ma’rifat adalah proses terjadinya kebangkitan ruhani dari jasmani seorang manusia menuju Allah, ketika sedang melakukan sholat. Peristiwa ini dinamakan mati syahid.
Kiamat Akhlak adalah proses terjadinya kebangkitan akhlak ruhani manusia menuju akhlak Allah secara kolektif. Peristiwa ini dinamakan Kebangkitan Darus Salam atau Kebangkitan Khalifatul Mahdi atau Kebangkitan Kerajaan Tuhan atau Kebangkitan Ratu Adil atau Kebangkitan Zaman Baru.
Kapan terjadinya semua jenis kiamat tersebut, hanya Allah Swt Yang Maha Tahu. Kita hanya tahu lewat tanda-tanda akan datangnya empat jenis Kiamat tersebut. Tanda-tanda akan datangnya ke empat jenis kiyamat tersebut pada dasar sama, yaitu selalu diawali dengan datangnya kegoncangan atau Al zilzal. Perbedaanya adalah, kegoncangan pada kiamat lahir, mati, dan ma’rifat berasal dari dalam diri dan hanya dirasakan oleh pribadi yang mengalaminya saja. Sedangkan pada kiamat besar, kegoncangan berasal dari bencana alam dan akan dialami oleh seluruh umat manusia di muka bumi.
Menurut kaum sufi, kiamat akhlak sudah sering terjadi dalam sejarah peradaban umat manusia di muka bumi atau di belahan alam semesta lainnya (misalnya : supernova atau ledakan bintang). Kiamat akhlak ini mengakibatkan kemusnahan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dalam jumlah besar dan juga kehancuran peradabannya. Kemudian umat manusia atau makhluk hidup lainnya, yang masih tersisa atau selamat dari peristiwa kegoncangan kiamat akhlak tersebut, melanjutkan perjalanan hidupnya kembali dan mulai membangun peradaban yang sama sekali berbeda dengan peradaban yang telah hancur sebelumnya.
Disinilah perbedaanya, antara konsep kiamat menurut kaum sufi dengan golongan lainnya. Menurut kaum sufi, kiamat besar (jenis ke empat) bukanlah kehancuran total alam semesta, tetapi merupakan hukum Tuhan atau sunatullah untuk memperbaiki suatu peradaban makhluk hidup ke arah yang lebih baik.
“Dan apakah mereka tidak berjalan di bumi, lalu memperhatikan bagaimana akibatnya orang-orang sebelum mereka? Mereka (umat terdahulu) adalah lebih kuat peradabannya daripada umat sekarang dan lebih banyak bekas-bekas mereka di bumi, maka Allah menyiksa mereka karena dosa-dosanya. Dan tiadalah seorang yang melindungi mereka dari azab” (QS Al Mukmin 40 : 21)
“Maka apakah mereka tidak berjalan di bumi, lalu mereka perhatikan bagaimana akibat orang-orang sebelum mereka? Mereka (umat terdahulu) adalah lebih banyak jumlahnya dan lebih kuat (peradabannya) dan lebih banyak bekas-bekasnya di muka bumi dari umat sekarang, maka tiadalah berguna bagi mereka apa-apa yang telah mereka ciptakan” (QS Az Zukhruf 43 : 12-13)
“Dan berapa banyak umat yang Kami musnahkan sesudah Nuh dan cukuplah Tuhanmu yang Maha Mengetahui lagi Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya” (QS Al Isra 17 : 16)
“Ketahuilah telah musnah bangsa Madyan seperti bangsa Tsamud yang telah binasa” (QS Hud 11 : 95)
Disinilah perbedaanya, antara konsep kiamat menurut kaum sufi dengan golongan lainnya. Menurut kaum sufi, kiamat besar (jenis ke empat) bukanlah kehancuran total alam semesta, tetapi merupakan hukum Tuhan atau sunatullah untuk memperbaiki suatu peradaban makhluk hidup ke arah yang lebih baik.
“Dan apakah mereka tidak berjalan di bumi, lalu memperhatikan bagaimana akibatnya orang-orang sebelum mereka? Mereka (umat terdahulu) adalah lebih kuat peradabannya daripada umat sekarang dan lebih banyak bekas-bekas mereka di bumi, maka Allah menyiksa mereka karena dosa-dosanya. Dan tiadalah seorang yang melindungi mereka dari azab” (QS Al Mukmin 40 : 21)
“Maka apakah mereka tidak berjalan di bumi, lalu mereka perhatikan bagaimana akibat orang-orang sebelum mereka? Mereka (umat terdahulu) adalah lebih banyak jumlahnya dan lebih kuat (peradabannya) dan lebih banyak bekas-bekasnya di muka bumi dari umat sekarang, maka tiadalah berguna bagi mereka apa-apa yang telah mereka ciptakan” (QS Az Zukhruf 43 : 12-13)
“Dan berapa banyak umat yang Kami musnahkan sesudah Nuh dan cukuplah Tuhanmu yang Maha Mengetahui lagi Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya” (QS Al Isra 17 : 16)
“Ketahuilah telah musnah bangsa Madyan seperti bangsa Tsamud yang telah binasa” (QS Hud 11 : 95)
Saat ini, para ahli sejarah dan arkelog, telah menemukan beberapa bukti sejarah yang berkaitan dengan kemusnahan peradaban manusia di masa lampau, seperti hilangnya benua Atlantis dan Lemuria serta beberapa peninggalan yang tersisa dari beberapa suku bangsa seperti kota suku Maya dan Inca di Peru, Kuil Matahari di Parhaspur Kashmir, Kota Dalam Tanah Derinkuyu dan Kaymakli di Turki, Patung Nemrud Dag setinggi 2150 m di tengah reruntuhan Piramid Nemrud Dag di Turki, Kota Batu Kuno di Yordania serta Piramid Giza di Mesir. Setelah diselidiki oleh para ilmuwan,mereka sepakat bahwa semua situs peninggalan bangsa-bangsa tersebut, dibangun pada masa ribuan tahun sebelum Masehi, dengan teknologi yang sangat tinggi. Dan yang sangat mengejutkan adalah telah ditemukan jejak radio aktif di beberapa situs tersebut.
Berdasarkan penyelidikan para ilmuwan, penyebab musnahnya umat manusia beserta peradabannya itu adalah peperangan diantara mereka yang menggunakan persenjataan yang sangat canggih. Kisah ini diabadikan dalam beberapa prasasti dan mitos yang ada dalam buku-buku beberapa suku bangsa (Legenda Atlantis, Lemuria, Huwaiki, Greek, Mabinogion) atau kitab suci seperti kisah perang Barata Yudha di padang Kurusetra dalam Baghawad Gita.
Di dalam Bagwad Gita telah dikisahkan peperangan antara Pendawa dan Kurawa yang masih bersaudara, yang melibatkan banyak pasukan yang dipersenjatai dengan senjata Pamungkas yang sangat canggih, yang bisa melesat terbang di udara, mungkin sejenis Rudal Balistik, Laser Beam atau Termonuklir. Penggunaan persenjataan tersebut, mengakibatkan ledakan radiasi tingkat tinggi, yang mengakibatkan kemusnahan dan kehancuran peradaban mereka. Didalam Al Qur’an ledakan radiasi termonuklir ini, disebut dengan istilah ”suara yang sangat keras” atau Shaihah.
“Sesungguhnya Kami kirimkan kepada mereka suara yang sangat keras maka jadilah mereka seperti rumput-rumput yang kering” (QS Al Qamar 54 : 31)
“Dan orang yang zalim itu telah dibinasakan oleh suara yang sangat keras lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di tempat tinggal mereka” (QS Hud 11 : 94)
Kehancuran umat terdahulu juga disebabkan oleh gempa vulkanik dan juga tektonik yang sangat besar. Dalam sejarah telah tercatat letusan gunung Tambora Purba, Toba Purba dan Krakatau Purba, yang menyebabkan gempa vulkanik yang sangat besar, gelombang Tsunami yang sangat tinggi (130 m) serta penurunan suhu bumi yang sangat rendah. Peristiwa ini diabadikan dalam cerita mitos oleh Plato dalam bukunya : Dialog Timeaus dan Critias. Buku ini sampai sekarang masih tersimpan di Athena Yunani. Intisari dari buku ini adalah Dialog antara antara Timeaus dan Critias, yang keduanya dicatat oleh Plato. Dalam Al Qur’an juga telah dijelaskan bahwa umat terdahulu musnah karena adanya gempa bumi yang sangat besar.
“Mereka ditimpa gempa bumi, maka jadilah mereka mati bergelimpangan ditempat tinggal mereka” (QS Al A’raf 7 : 91)
Selain peperangan, gempa bumi, yang menyebabkan kehancuran berbagai bangsa pada jaman dahulu adalah Banjir besar dan juga hujan meteorit, asteroid dan radiasi sinar kosmik.
“Sesungguhnya Kami kirimkan hujan batu kepada mereka (kaum Nabi Luth) kecuali keluarga Luth, Kami selamatkan mereka diwaktu sahur” (QS Al Qamar 54 : 34)
“Maka masing-masing mereka itu Kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras mengguntur dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri” (QS Al Ankabut 29 : 40)
“Negeri-negeri itu Kami ceritakan kepada engkau hanya sebahagian dari berita-beritanya” (QS Al A’raf 7 : 101)
“Demikianlah itu adalah sebagian berita penduduk negeri-negeri yang Kami ceritakan kepadamu, diantaranya masih ada bekas-bekasnya dan sebagian telah musnah” (QS Al Hud 11 : 100)
Berdasarkan sunatullah, sejarah perjalan hidup manusia akan selalu terulang kembali, walaupun dalan suasana yang berbeda-beda, begitupula terjadinya Kiamat Kubro jenis ke 4, akan terus berulang-ulang terjadi, dengan tujuan untuk memperbaiki keadaan yang sudah buruk menjadi keadaan yang lebih baik dari sebelumnya. Sebelum terjadinya Kiamat Kubro jenis ke 4, dalam Al Qur’an, telah dijelaskan akan muncul Dabbah dari dalam bumi.
Dan apabila firman Allah akan jatuh atas mereka (datang Kiyamat jenis ke 4), Kami keluarkan dabah dari dalam bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa sesungguhnya manusia dulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami” ( QS An Naml 27 : 82)
”Dan, hanya kepada Allah bersujud apa saja yang berada di langit dan di bumi dan juga Dabah dan malaikat dan mereka tidaklah sombong. Mereka takut kepada Tuhan yang berkuasa atas mereka dan mereka melaksanakan apa-apa yang diperintahkan. Allah berfirman : ”Janganlah kamu adakan dua Tuhan, hanyasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka hanya kepada-Ku hendaknya kamu bertakwa”. (QS An Nahl 16 : 49-51)
Tujuan dari kemunculan Dabbah dari dalam bumi adalah untuk memberitahu akan datangnya bencana besar di muka bumi, sekaligus menyelamatkan manusia yang sudah mengenal Allah agar terhindar dari bencana tersebut. Menurut kaum sufi, pengertian Dabbah adalah :
1.Dabbah adalah nama lain dari Nur Muhammad yang akan muncul dari dalam diri orang-orang yang sudah Ma’rifatullah, yang akan memberi syafaat di waktu bencana terjadi.
2.Dabbah adalah seorang manusia yang mempunyai kesadaran iman yang sangat tinggi, sejajar dengan malaikat, yang akan muncul dari dalam rongga bumi, untuk menyelematkan manusia yang beriman.
Bencana menjelang Kiamat Akhlak akan terjadi dalam bentuk Ad Dukhon, yang mempunyai minimal dua pengertian :
1. Ad Dukhon dalam pengertian Badai Matahari, yang akan mengakibatkan terganggunya sistem medan magnet bumi, sehingga kekuatan medan magnet bumi akan menjadi lemah dan terjadi perpindahan kutub magnet bumi. Dengan melemahnya medan magnet bumi ini, maka secara otomatis sesuai hukum Allah, arah rotasi bumi akan berbalik arah sebaliknya, sehingga matahari terlihat terbit dari arah tenggelamnya. Peristiwa ini menyebabkan kemusnahan sebagian besar kehidupan di muka bumi.
“Maka tunggulah hari ketika langit membawa badai kabut yang terang, yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih” (QS Ad Dukhan 44 : 10-11 &16)
“Hingga apabila Yajuj Majuj (Ajijun Nar = Sinar Api Yang Panas) terbuka, maka mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari Kebangkitan jenis ke 4), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang kafir. (Mereka berkata), Aduhai celakalah kami, sesungguhnya kami dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang dalam kegelapan” (QS Al Anbiya 21 : 96-97)
“Bila datang Kiamat (jenis 4), matahari didekatkan kepada manusia sehingga manusia dicairkan oleh sinar matahari.(HR Muslim)
“Ketika hari Kiamat (jenis ke 4) akan tiba, matahari akan terbit dari arah tenggelamnya”(HR Bukhari)
2. Ad Dukhon dalam pengertian kabut debu yang sangat tebal yang berisi gas yang berbahaya, akibat benturan antara permukan bumi dengan benda-benda langit yang masuk dan menghantam bumi. Hal ini diakibatkan karena lemahnya sistem pertahan medan magnet bumi.
Ketika hari Kiamat (jenis ke 4) akan tiba, akan muncul bintang yang berekor lagi bersinar terang (HR Bukhari)
“Kiamat akan terjadi, bila telah muncul suara yang menggelegar (saihah) di bulan Romadhon maka akan terjadi huru hara di bulan Syawal. Kami bertanya : “Suara apakah Ya Rasulullah ?”. Beliau menjawab : “Suara yang sangat keras (Haddah) di pertengahan bulan Romadhon. Pada malam Jum’at akan muncul suara yang sangat keras yang akan membangunkan orang tidur, menjadikan orang yang berdiri jatuh terduduk, para gadis keluar dari tempat pingitannya, pada malam jum’at di tahun banyak terjadi gempa. (HR Nu’aim bin Hammad)
Ketika bencana Ad Dukhon itu terjadi, ada sebagian manusia yang di kehendaki Allah untuk tetap selamat dan hidup di muka bumi.
“Dan ditiuplah Sangkakala, maka matilah siapa yang dilangit dan dibumi, kecuali siapa yang tidak dikehendaki Allah” (QS Az Zumar 39 : 69)
“Dan pada hari ditiup sangkakala, maka paniklah siapa yang ada dilangit dan siapa yang ada dibumi, kecuali siapa yang tidak dikehendaki Allah. Dan mereka (yang masih hidup) datang menghadap Allah dengan merendahkan diri” (QS An Naml 27 : 87)
Tujuh golongan manusia, yang akan Allah lindungi dalam perlidungan-Nya di Hari tidak ada perlindungan selain perlindungan-Nya (Hari kiyamat jenis 4) yaitu : Imam yang adil, Pemuda yang hidup dalam beribadat kepada Allah, Laki-laki yang hatinya tergantung dimasjid, Dua orang yang saling mengasihi, yang bertemu dan berpisah karena Allah, laki-laki yang selalu mengingat Allah sambil meneteskan air mata, Laki-laki yang dipanggil oleh wanita kaya dan cantik lantas berkata : “Aku takut akan Allah Tuhan alam semesta”, Laki-laki yang memberikan sedekah dengan secara sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya”(HR Bukhari)
Mereka yang selamat dari bencana Ad Dukhon adalah orang-orang yang sudah mengenal Allah.
“Barang siapa yang memahami sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat terakhir surat Al Kahfi, niscaya berikan perlindungan oleh Allah di hari Kiamat” (HR Bukhari)
“Kiamat akan terjadi, bila telah muncul suara yang menggelegar (saihah) di bulan Romadhon maka akan terjadi huru hara di bulan Syawal. Kami bertanya : “Suara apakah Ya Rasulullah ?”. Beliau menjawab : “Suara yang sangat keras (Haddah) di pertengahan bulan Romadhon. Pada malam Jum’at akan muncul suara yang sangat keras yang akan membangunkan orang tidur, menjadikan orang yang berdiri jatuh terduduk, para gadis keluar dari tempat pingitannya, pada malam jum’at di tahun banyak terjadi gempa. Jika kalian telah melaksanakan sholat subuh pada hari jum’at, masuklah kalian ke dalam rumah kalian, tutuplah pintu-pintunya dan sumbatlah lubang-lubangnya dan selimuti diri kalian, dan sumbatlah telinga kalian. Jika kalian merasakan suara menggelegar maka bersujudlah kalian kepada Allah dan ucapkanlah “Subhanal Qudus, Robbunal Qudus” Karena barang siapa melakukan hal itu akan selamat tetapi siapa yang tidak melakukan hal itu akan binasa". (HR Nua’im bin Hammad)
Orang-orang yang selamat dari bencana Ad Dukhon, akan melanjutkan perjalanan kehidupan dimuka bumi ini menuju Jaman Darus Salam
“Pada hari bumi diganti dengan bumi yang lain dan langit diganti dengan langit yang lain, dan mereka menghadap Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa” (QS Ibrahim 14 : 48)
“Dari Sahal bin Sa'ad ra. Katanya : Rasulullah Saw bersabda: "Dikumpulkan manusia pada hari kiamat di Bumi yang putih kemerah-merahan bagai dataran yang bersih, tidak ada tanda-tanda penunjuk untuk siapapun".(HR. Imam Muslim)
“....Kemudian ditiup sekali lagi, lalu tiba-tiba mereka berdiri menunggu. Dan bersinarlah bumi ini dengan Cahaya Tuhannya dan di bentangkan Kitab Sejati, didatangkan Nabi-Nabi dan Para Syuhada kamudian diputuskan dengan benar, sedang mereka tidak dirugikan”(QS Az Zumar 39 : 69)
Berdasarkan penyelidikan para ilmuwan, penyebab musnahnya umat manusia beserta peradabannya itu adalah peperangan diantara mereka yang menggunakan persenjataan yang sangat canggih. Kisah ini diabadikan dalam beberapa prasasti dan mitos yang ada dalam buku-buku beberapa suku bangsa (Legenda Atlantis, Lemuria, Huwaiki, Greek, Mabinogion) atau kitab suci seperti kisah perang Barata Yudha di padang Kurusetra dalam Baghawad Gita.
Di dalam Bagwad Gita telah dikisahkan peperangan antara Pendawa dan Kurawa yang masih bersaudara, yang melibatkan banyak pasukan yang dipersenjatai dengan senjata Pamungkas yang sangat canggih, yang bisa melesat terbang di udara, mungkin sejenis Rudal Balistik, Laser Beam atau Termonuklir. Penggunaan persenjataan tersebut, mengakibatkan ledakan radiasi tingkat tinggi, yang mengakibatkan kemusnahan dan kehancuran peradaban mereka. Didalam Al Qur’an ledakan radiasi termonuklir ini, disebut dengan istilah ”suara yang sangat keras” atau Shaihah.
“Sesungguhnya Kami kirimkan kepada mereka suara yang sangat keras maka jadilah mereka seperti rumput-rumput yang kering” (QS Al Qamar 54 : 31)
“Dan orang yang zalim itu telah dibinasakan oleh suara yang sangat keras lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di tempat tinggal mereka” (QS Hud 11 : 94)
Kehancuran umat terdahulu juga disebabkan oleh gempa vulkanik dan juga tektonik yang sangat besar. Dalam sejarah telah tercatat letusan gunung Tambora Purba, Toba Purba dan Krakatau Purba, yang menyebabkan gempa vulkanik yang sangat besar, gelombang Tsunami yang sangat tinggi (130 m) serta penurunan suhu bumi yang sangat rendah. Peristiwa ini diabadikan dalam cerita mitos oleh Plato dalam bukunya : Dialog Timeaus dan Critias. Buku ini sampai sekarang masih tersimpan di Athena Yunani. Intisari dari buku ini adalah Dialog antara antara Timeaus dan Critias, yang keduanya dicatat oleh Plato. Dalam Al Qur’an juga telah dijelaskan bahwa umat terdahulu musnah karena adanya gempa bumi yang sangat besar.
“Mereka ditimpa gempa bumi, maka jadilah mereka mati bergelimpangan ditempat tinggal mereka” (QS Al A’raf 7 : 91)
Selain peperangan, gempa bumi, yang menyebabkan kehancuran berbagai bangsa pada jaman dahulu adalah Banjir besar dan juga hujan meteorit, asteroid dan radiasi sinar kosmik.
“Sesungguhnya Kami kirimkan hujan batu kepada mereka (kaum Nabi Luth) kecuali keluarga Luth, Kami selamatkan mereka diwaktu sahur” (QS Al Qamar 54 : 34)
“Maka masing-masing mereka itu Kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras mengguntur dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri” (QS Al Ankabut 29 : 40)
“Negeri-negeri itu Kami ceritakan kepada engkau hanya sebahagian dari berita-beritanya” (QS Al A’raf 7 : 101)
“Demikianlah itu adalah sebagian berita penduduk negeri-negeri yang Kami ceritakan kepadamu, diantaranya masih ada bekas-bekasnya dan sebagian telah musnah” (QS Al Hud 11 : 100)
Berdasarkan sunatullah, sejarah perjalan hidup manusia akan selalu terulang kembali, walaupun dalan suasana yang berbeda-beda, begitupula terjadinya Kiamat Kubro jenis ke 4, akan terus berulang-ulang terjadi, dengan tujuan untuk memperbaiki keadaan yang sudah buruk menjadi keadaan yang lebih baik dari sebelumnya. Sebelum terjadinya Kiamat Kubro jenis ke 4, dalam Al Qur’an, telah dijelaskan akan muncul Dabbah dari dalam bumi.
Dan apabila firman Allah akan jatuh atas mereka (datang Kiyamat jenis ke 4), Kami keluarkan dabah dari dalam bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa sesungguhnya manusia dulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami” ( QS An Naml 27 : 82)
”Dan, hanya kepada Allah bersujud apa saja yang berada di langit dan di bumi dan juga Dabah dan malaikat dan mereka tidaklah sombong. Mereka takut kepada Tuhan yang berkuasa atas mereka dan mereka melaksanakan apa-apa yang diperintahkan. Allah berfirman : ”Janganlah kamu adakan dua Tuhan, hanyasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka hanya kepada-Ku hendaknya kamu bertakwa”. (QS An Nahl 16 : 49-51)
Tujuan dari kemunculan Dabbah dari dalam bumi adalah untuk memberitahu akan datangnya bencana besar di muka bumi, sekaligus menyelamatkan manusia yang sudah mengenal Allah agar terhindar dari bencana tersebut. Menurut kaum sufi, pengertian Dabbah adalah :
1.Dabbah adalah nama lain dari Nur Muhammad yang akan muncul dari dalam diri orang-orang yang sudah Ma’rifatullah, yang akan memberi syafaat di waktu bencana terjadi.
2.Dabbah adalah seorang manusia yang mempunyai kesadaran iman yang sangat tinggi, sejajar dengan malaikat, yang akan muncul dari dalam rongga bumi, untuk menyelematkan manusia yang beriman.
Bencana menjelang Kiamat Akhlak akan terjadi dalam bentuk Ad Dukhon, yang mempunyai minimal dua pengertian :
1. Ad Dukhon dalam pengertian Badai Matahari, yang akan mengakibatkan terganggunya sistem medan magnet bumi, sehingga kekuatan medan magnet bumi akan menjadi lemah dan terjadi perpindahan kutub magnet bumi. Dengan melemahnya medan magnet bumi ini, maka secara otomatis sesuai hukum Allah, arah rotasi bumi akan berbalik arah sebaliknya, sehingga matahari terlihat terbit dari arah tenggelamnya. Peristiwa ini menyebabkan kemusnahan sebagian besar kehidupan di muka bumi.
“Maka tunggulah hari ketika langit membawa badai kabut yang terang, yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih” (QS Ad Dukhan 44 : 10-11 &16)
“Hingga apabila Yajuj Majuj (Ajijun Nar = Sinar Api Yang Panas) terbuka, maka mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari Kebangkitan jenis ke 4), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang kafir. (Mereka berkata), Aduhai celakalah kami, sesungguhnya kami dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang dalam kegelapan” (QS Al Anbiya 21 : 96-97)
“Bila datang Kiamat (jenis 4), matahari didekatkan kepada manusia sehingga manusia dicairkan oleh sinar matahari.(HR Muslim)
“Ketika hari Kiamat (jenis ke 4) akan tiba, matahari akan terbit dari arah tenggelamnya”(HR Bukhari)
2. Ad Dukhon dalam pengertian kabut debu yang sangat tebal yang berisi gas yang berbahaya, akibat benturan antara permukan bumi dengan benda-benda langit yang masuk dan menghantam bumi. Hal ini diakibatkan karena lemahnya sistem pertahan medan magnet bumi.
Ketika hari Kiamat (jenis ke 4) akan tiba, akan muncul bintang yang berekor lagi bersinar terang (HR Bukhari)
“Kiamat akan terjadi, bila telah muncul suara yang menggelegar (saihah) di bulan Romadhon maka akan terjadi huru hara di bulan Syawal. Kami bertanya : “Suara apakah Ya Rasulullah ?”. Beliau menjawab : “Suara yang sangat keras (Haddah) di pertengahan bulan Romadhon. Pada malam Jum’at akan muncul suara yang sangat keras yang akan membangunkan orang tidur, menjadikan orang yang berdiri jatuh terduduk, para gadis keluar dari tempat pingitannya, pada malam jum’at di tahun banyak terjadi gempa. (HR Nu’aim bin Hammad)
Ketika bencana Ad Dukhon itu terjadi, ada sebagian manusia yang di kehendaki Allah untuk tetap selamat dan hidup di muka bumi.
“Dan ditiuplah Sangkakala, maka matilah siapa yang dilangit dan dibumi, kecuali siapa yang tidak dikehendaki Allah” (QS Az Zumar 39 : 69)
“Dan pada hari ditiup sangkakala, maka paniklah siapa yang ada dilangit dan siapa yang ada dibumi, kecuali siapa yang tidak dikehendaki Allah. Dan mereka (yang masih hidup) datang menghadap Allah dengan merendahkan diri” (QS An Naml 27 : 87)
Tujuh golongan manusia, yang akan Allah lindungi dalam perlidungan-Nya di Hari tidak ada perlindungan selain perlindungan-Nya (Hari kiyamat jenis 4) yaitu : Imam yang adil, Pemuda yang hidup dalam beribadat kepada Allah, Laki-laki yang hatinya tergantung dimasjid, Dua orang yang saling mengasihi, yang bertemu dan berpisah karena Allah, laki-laki yang selalu mengingat Allah sambil meneteskan air mata, Laki-laki yang dipanggil oleh wanita kaya dan cantik lantas berkata : “Aku takut akan Allah Tuhan alam semesta”, Laki-laki yang memberikan sedekah dengan secara sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya”(HR Bukhari)
Mereka yang selamat dari bencana Ad Dukhon adalah orang-orang yang sudah mengenal Allah.
“Barang siapa yang memahami sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat terakhir surat Al Kahfi, niscaya berikan perlindungan oleh Allah di hari Kiamat” (HR Bukhari)
“Kiamat akan terjadi, bila telah muncul suara yang menggelegar (saihah) di bulan Romadhon maka akan terjadi huru hara di bulan Syawal. Kami bertanya : “Suara apakah Ya Rasulullah ?”. Beliau menjawab : “Suara yang sangat keras (Haddah) di pertengahan bulan Romadhon. Pada malam Jum’at akan muncul suara yang sangat keras yang akan membangunkan orang tidur, menjadikan orang yang berdiri jatuh terduduk, para gadis keluar dari tempat pingitannya, pada malam jum’at di tahun banyak terjadi gempa. Jika kalian telah melaksanakan sholat subuh pada hari jum’at, masuklah kalian ke dalam rumah kalian, tutuplah pintu-pintunya dan sumbatlah lubang-lubangnya dan selimuti diri kalian, dan sumbatlah telinga kalian. Jika kalian merasakan suara menggelegar maka bersujudlah kalian kepada Allah dan ucapkanlah “Subhanal Qudus, Robbunal Qudus” Karena barang siapa melakukan hal itu akan selamat tetapi siapa yang tidak melakukan hal itu akan binasa". (HR Nua’im bin Hammad)
Orang-orang yang selamat dari bencana Ad Dukhon, akan melanjutkan perjalanan kehidupan dimuka bumi ini menuju Jaman Darus Salam
“Pada hari bumi diganti dengan bumi yang lain dan langit diganti dengan langit yang lain, dan mereka menghadap Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa” (QS Ibrahim 14 : 48)
“Dari Sahal bin Sa'ad ra. Katanya : Rasulullah Saw bersabda: "Dikumpulkan manusia pada hari kiamat di Bumi yang putih kemerah-merahan bagai dataran yang bersih, tidak ada tanda-tanda penunjuk untuk siapapun".(HR. Imam Muslim)
“....Kemudian ditiup sekali lagi, lalu tiba-tiba mereka berdiri menunggu. Dan bersinarlah bumi ini dengan Cahaya Tuhannya dan di bentangkan Kitab Sejati, didatangkan Nabi-Nabi dan Para Syuhada kamudian diputuskan dengan benar, sedang mereka tidak dirugikan”(QS Az Zumar 39 : 69)