Nabi Muhammad SAW Sebagai Uswatun Hasanah Bagi Umat yang Ingin Menemui Allah

Dalam mempelajari ilmu Ma’rifatullah ( Ilmu mengenal Allah ), langkah awal yang harus dilakukan adalah kita mau mendengarkan perkataan dari manapun datangnya kemudian direnungkan dan diambil mana yang lebih baik diantaranya

“Mereka mau mendengarkan perkataan, lalu mereka mengikuti mana yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk dan mereka itulah golongan ulil albab”. (QS Az Zumar 39 : 18).

“Dengarkan apa yang dikatakan dan jangan lihat siapa yang berkata”. (Al Hadits)
Sebagai umat Islam, kita diwajibkan untuk mencontoh semua yang telah diteladankan dan diajarkan oleh Rosulullah SAW


“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu teladan yang baik bagi kamu, yaitu bagi yang mengharapkan (menemui Allah) dan di hari kemudian (setelah bertemu dengan Allah) banyak mengingat Allah” (QS Al Ahzab 33 : 21).

Pada hakekatnya, Rasulullah SAW hanya mengajarkan Satu Ajaran (Ajaran Tauhid) yaitu agar kita berdiri menghadap untuk menemui Allah dengan ikhlas yang disampaikan sesuai dengan bahasa kaumnya.

“Kami tidak mengutus seorang Rasulpun melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya dia menerangkan kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana “. (QS Ibrahim 14 : 4)

“Katakanlah, sesungguhnya aku hanya mengajarkan kepada kamu dengan satu ajaran saja ( Ajaran Tauhid ) yaitu bahwa kamu harus berdiri menghadap Allah dengan ikhlas, berdua-dua atau sendiri-sendiri, kemudian hendaklah kamu pikirkan, tiadalah sahabat kamu itu gila, dia adalah tiada lain hanyalah pemberi peringatan kepada kamu sebelum datang azab yang sangat keras “.( QS Saba’ 34 : 46 )

“Wahai manusia ! Sesungguhnya engkau harus berjuang dengan perjuangan yang keras untuk bertemu dengan Tuhan dikau, sampai engkau bertemu dengan-Nya “. (QS Al Insyqoq 84 : 6)

“Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya, sebelum datang kepadamu azab kemudian kamu tidak dapat tertolong lagi “. (QS Az Zumar 39 : 54)

“Maka segeralah kamu kembali kepada Allah, sesungguhnya aku pemberi peringatan yang terang dari Allah kepada kamu “. ( QS Adz Dzariyat 51 : 50)

“…. Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu harus menemui-Nya….. “. ( QS Al Baqoroh 2 : 223 )

“Dan sembahlah Tuhanmu hingga datang kepadamu yang meyakinkan “. (Al Hijr 15 : 99)

Ketika umat manusia mendengar perintah untuk menemui Allah , maka manusia akan terpecah menjadi tiga golongan :

1) Umat yang ingkar terhadap pertemuan dengan Tuhannya :

“Dan sesungguhnya kebanyakan manusia ingkar terhadap pertemuan dengan Tuhan”. (QS Ar Rum 30 : 8)

2) Umat yang ragu-ragu akan pertemuan dengan Tuhannya :

“Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dalam keraguan tentang menemui Tuhannya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Dia meliputi segala sesuatu”. (QS Fushilat 41 : 54)

3) Umat manusia yang yakin akan pertemuan dengan Tuhannya :

“Yaitu orang-orang yang meyakini bahwa mereka dapat menemui Tuhan mereka dan sesungguhnya mereka akan kembali kepada-Nya”. (QS Al Baqarah 2 : 46).

Ketika para Nabi dan Rasul menyampaikan ajaran kepada kaumnya agar manusia mau menemui dan menjumpai Allah selagi manusia itu masih hidup di atas dunia ini, maka semua orang disekitarnya termasuk juga keluarga dan sahabat-sahabatnya, menuduh para Rasul dan Nabi itu sebagai orang gila (Al Majnun) dan ajarannya merupakan ajaran sesat. Tetapi Allah membantah semua tuduhan itu, bahkan Allah menjelaskan bahwa para Nabi dan Rasul tersebut bukanlah orang gila melainkan seorang pemberi Peringatan Yang Terang.

“Dan tiadalah seorang Nabi yang datang kepada mereka melainkan mereka mengolok-olokkannya “. (QS Az Zukhruf 43 : 7)

“Demikianlah, tidak seorang Rasulpun yang datang kepada orang-orang sebelum mereka melainkan mereka berkata : dia paranormal atau orang gila “. (QS Adz Dzariyat 51 : 52)
“Apakah mereka tidak berpikir ? Sahabat mereka tidaklah gila. Dia hanya pemberi Peringatan Yang Terang “. (QS Al ‘Araf 7 : 184)

Apa yang diajarkan oleh para Nabi dan Rasul kepada kaumnya, merupakan tugas yang telah diamanatkan oleh Allah kepada mereka dan mereka tidak akan mengkhianati tugas tersebut walaupun orang-orang disekitarnya menentangnya bahkan melakukan intimidasi untuk menentang ajaran Tauhid yang disampaikan oleh para Nabi dan Rasul tersebut.

“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak engkau kerjakan, maka berarti engkau tidak menyampaikan risalah-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari gangguan manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir “. (QS Al Maidah 5 : 67)

“Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang nyata, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata : “ Datangkanlah Al Qur’an yang lain dari yang ini atau gantilah “ Katakanlah, “ tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri. Aku tidaklah mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut jika mendurhakai Tuhanku akan azab pada hari yang besar“. (QS Yunus 10 : 15)

“Katakanlah, “ Kalau Allah menghendaki, tiadalah Al Qur’an ini ku bacakan kepada kamu dan tidak ku ajarkan kepada kamu. Sesungguhnya aku telah tinggal bersama kamu beberapa tahun sebelum ini, mengapa kamu tidak memikirkan ? “. (QS Yunus 10 : 16)

Setiap manusia yang berusaha menemui Allah, maka usahanya itu akan dikabulkan oleh Allah.

“Barang siapa yang mengharapkan pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu yang dijanjikan Allah akan tiba. Dan dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui”. (QS Al Ankabut 29 : 5)

“Maka janganlah kamu dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhanmu”. (HR Bukhari)

“Apabila hamba-Ku ingin menemui-Ku, Aku-pun ingin menemuinya dan bila ia enggan menemui-Ku, Aku-pun enggan menemuinya”. (HR. Al-Bukhari, Malik dan Annasa’i dari Abu Hurairah).

“Pahala tiap satu amal kebajikan berganda sepuluh atau lebih sedangkan perbuatan kejahatan diganjar satu kali atau Aku ampuni. Dan walaupun ia menemui-Ku dengan dosa-dosa sepenuh wadah-wadah yang ada di bumi namun ia tidak musyrik kepada-Ku, nisacaya Aku akan menemuinya dengan pengampunan sepenuh wadah-wadah itu”. (HR. Muslim dan Abu Nu’aim).

Setiap orang yang mau menemui Allah, akan diberi balasan yang mulia :

“Aku telah menyediakan bagi hamba-hamba-Ku yang beriman dan yang beramal saleh kenikmatan yang tidak pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga ataupun terlintas dalam hati manusia”. (HR. Ibnu Jariri dan Anas).

“Maka tidak seorangpun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka dari Penyejuk Mata sebagai ganjaran terhadap apa yang mereka amalkan“. (QS As Sajadah 32 : 17 )

“Penghormatan yang diberikan Allah kepada mereka pada hari mereka menemui-Nya, ialah “Salam“ dan Dia menyediakan bagi mereka pahala yang mulia “. ( QS Al Ahzab 33 : 44 )

“Yang paling dicintai olehku daripada agamamu adalah wanita dan wangi-wangian. Dan penyejuk pandanganku dijadikan di dalam sholat”. ( HR Bukhari )

“Alangkah nyaringnya pendengaran mereka dan alangkah terangnya penglihatan mereka pada hari mereka datang menemui Kami… “. (QS Maryam 19 : 38)

Orang-orang yang tidak mau bertemu dengan Tuhannya ketika masih hidup di dunia, akan mendapatkan kerugian, yaitu mereka akan mendapatkan azab yang pedih dan akan dimasukkan ke dalam Neraka.

“Sesungguhnya merugilah orang-orang yang mendustakan akan menemui Allah, sehingga apabila datang Hari Kebangkitan dengan tiba-tiba mereka berkata:“ Aduhai, penyesalan kami atas kelengahan kami di dunia “. Sungguh mereka memikul dosa, amat berat apa yang mereka pikul itu “. (QS Al An’am 6 : 31)

“Katakanlah : “ Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang merugi amal perbuatannya ? yaitu orang yang telah sia-sia amalnya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka beramal sebaik-baiknya. Mereka itu adalah orang-orang yang ingkar terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan ingkar terhadap perjumpaan dengan-Nya. Maka hapuslah amalan-amalan mereka. Dan Kami tidaklah menilai amal mereka pada hari Kiamat “. (QS Al Kahfi 18 : 103 –105)

“Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan menemui Kami, sedang mereka senang dengan kehidupan dunia serta puas hatinya terhadap yang demikian, begitu pula orang-orang yang lalai dari berita-berita Kami. Mereka itu tempatnya dalam Neraka, disebabkan apa yang telah mereka usahakan “. (QS Yunus 10 : 7 - 8)

“Dan orang-orang yang kafir dengan ayat-ayat Allah dan menemui-Nya, mereka itu terputus dengan Rahmat-Ku dan mereka itu mendapat azab yang pedih “. (QS Al Ankabut 29 : 23)

“Dan sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tapi tidak mempergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (Qalam Allah). Mereka itu adalah binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”. (QS Al A’raaf 7 : 179).

“ Dan barang siapa yang didunia ini buta mata bathinnya maka di akhirat dia lebih buta dan lebih sesat jalan “. (QS Al Isra’ 17 : 72).

“…seperti gelap gulita di lautan yang dalam yang diliputi gelombang demi gelombang yang di atasnya awan hitam yang gelap gulita berlapis-lapis. Apabila dia mengeluarkan tangannya, hampir tidak melihatnya. Dan barang siapa yang tidak mempunyai Cahaya Allah, maka tidaklah dia mempunyai Cahaya sedikitpun”. (QS An Nur 24 : 40).

Suatu saat dalam sebuah diskusi, khalayak umum bertanya kepada Rasulullah, apakah mereka dapat melihat Allah. Rasulullah bersabda,” Sulitkah kamu meru’yah bulan purnama pada malam empat belas?”. (Ru’yah: melihat tanda-tanda keberadaan sesuatu. Malam ke-14 penanggalan hijriyah adalah malam dimana bulan purnama muncul). Jawab mereka,”Tidak ya Rasulullah!”. Tanya Rasulullah lagi,” Apakah sulit bagimu meru’yah matahari dilangit tak berawan?”. Jawab mereka lagi,” Tidak ya Rasulullah!”. Sabda Rasulullah,” Sesungguhnya anda semua akan mengenali-Nya seperti itu. Di hari kiamat, Allah akan menghimpunkan seluruh manusia dan berkata pada mereka,”Barang siapa yang menyembah suatu benda, maka ikutilah benda tersebut. Bagi yang menyembah matahari, mereka akan mengikut matahari tersebut.

Bagi orang yang menyembah bulan maka mereka akan mengikuti bulan tersebut. Manakala orang yang menyembah thoghut maka mereka akan mengikuti thoghutnya itu. Jadi tinggallah umat ini yaitu umat yang percaya kepada Allah yang didalamnya termasuk pula orang-orang munafik yang tetap dalam kemunafikan mereka. Lalu Allah mendatangi mereka dengan gambaran (shurah) yang tidak mereka kenali dan berfirman kepada mereka, “Akulah Tuhanmu”. Mereka berkata,”Kami berlindung kepada Allah dari tipu dayamu.

Kami akan tetap ditempat kami sampai Tuhan kami ating menjemput kami. Apabila Tuhan kami telah ating, kami akan mengenaliNya”. Lalu Allah mendatangi mereka dengan gambaranNya *shurah) yang mereka kenali dan berfirman kepada mereka,”Akulah Tuhan kamu”. Merekapun menjawab,” Ya, Engkaulah Tuhan kami!”. Merekapun mengikuti-Nya. Kemudian Allah merentangkan kepada mereka suatu titian (shirath) yang merentangi Neraka. Maka aku bersama umatku adalah orang pertama yang menyeberanginya”. (HR Bukhari-Muslim).

Allah akan membiarkan orang-orang yang tidak mau bertemu dengan-Nya, berada dalam kesesatannya :

“Maka Kami biarkan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami I itu, bimbang dalam kesesatannya”. (QS Yunus 10 : 11).

Peristiwa seorang manusia yang bertemu dengan Tuhannya adalah seperti awal mula kejadian manusia.

"Dan sesungguhnya kamu atang menemui Kami dengan sendirian seperti Kami ciptakan kamu pada awal mula kejadian dan kamu akan meninggalkan dibelakangmu semua apa yang Kami karuniakan kepadamu….. “. (QS Al An ‘am 6 : 94)

“Mereka dihadapkan kepada Tuhan mu dengan berbaris. Sesungguhnya kamu ating menemui Kami sebagaimana Kami telah menciptakan kamu pada awal mula kejadian, bahkan kamu menyangka bahwa Kami tiada menetapkan janji bagi kamu “. (QS Al Kahfi 18 : 48)

“Perempuan-perempuan kamu (istri-istrimu) adalah seperti ating bagimu, maka datangilah ladangmu sebagaimana kamu kehendaki dan kerjakanlah kebajikan untuk dirimu, bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu akan menghadap-Nya, dan sampaikanlah berita gembira untuk orang-orang yang beriman “. (QS Al Baqoroh 2 : 223)

“Dan mereka menanyakan kepadamu tentang haid. Katakanlah, “itu adalah penyakit atau kotoran”. Sebab itu hindarilah perempuan selama masa haid dan janganlah dekati mereka sebelum suci. Bila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu sebagaimana yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri“. (QS Al Baqarah 2 : 222)

“Maka sembahlah Tuhanmu sampai ating kepadamu yakin ( mati ) “. (QS Al Hijr 1: 99)

“Ingatlah kematian di dalam sholatmu. Karena sesungguhnya seseorang jika mengingat kematian di dalam sholatnya, niscaya dia akan bermaksud untuk memperbaiki sholatnya. Dan lakukanlah sholat sebagaimana sholat seseorang yang tidak pernah mengira bahwa dia akan dapat melakukan selain sholat yang dilakukannya itu “. (HR Ath Thabrani)

“Jika engkau telah berdiri di dalam sholatmu, maka lakukanlah sholat sebagaimana sholat seorang yang akan meninggalkan dunia “. (HR Ahmad)

“Dan diri serta yang menyempurnakannya. Maka Dia mengilhamkan kepadanya itu jalan kejahatannya dan ketaqwaannya. Sungguh beruntung orang-orang yang mensucikan dirinya. Dan sungguh merugi orang yang mengotorinya “. (QS Asy Syam 91 : 7-10)

“….Barang siapa yang mengharapkan pertemuan dengan Allah maka hendaklah ia mengerjakan “amal yang saleh” dan (setelah bertemu dengan Tuhan) janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. (QS Al Kahfi 18 : 110)

“Dan sesungguhnya kamu kembali datang menemui Kami seperti kamu Kami ciptakan pada awal kejadian”. (QS Al An’am 6 : 94)

“Dan bagi orang yang berpuasa tersedia dua kali kegembiraan, yaitu gembira ketika berbuka puasa dan gembira ketika menemui Tuhannya”. (HR. Bukhori, Muslim, Ibnu Hibban dan Annasa’i).

“Dan ingatlah ketika Kami mengambil perjanjian kamu dan Kami mengangkat gunung diatasmu (seraya Kami berfirman) “ Peganglah dengan kuat apa yang Kami berikan kepada kamu dan ingatlah apa yang ada didalamnya supaya kamu bertakwa”. ( QS Al Baqoroh 2 : 63)

“Ketika kami berada di sisi Rasulullah SAW, beliau bertanya : Adakah orang asing diantara kamu ? kemudian beliau bersabda : Angkat tangan kamu dan tutuplah pintunya”. ( HR Al Hakim dari Ya’la bin Syidad )

“Tutuplah semua pintu masjid ini kecuali pintu Abu Bakar”. (HR Bukhari)

“Tutplah pintumu dan ingatlah Allah”. (Bukhari)

WACANA TENTANG ALLAH DALAM AL QUR’AN DAN AL HADITS

Mayoritas umat Islam menemui Allah hanya sebatas huruf atau nama-Nya saja.

Dan diantara manusia ada yang meyembah Allah hanya sebatas huruf ( QS Al Hajj 22 : 11 )

“Kamu tidak menyembah selain Allah kecuali hanya menyembah Asma-asma yang kami dan nenek moyangmu membuat-buatnya” (QS. Yusuf 12 : 40).

“Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya”. (QS Al Haj 22 : 74).

Ketika berbicara tentang Allah, maka kita akan berbicara empat aspek yaitu Dzat, Sifat, Asma, Afal.

Dzat Allah tidak diketahui hakikat sesuhgguhnya.

“Tidak sesuatupun yang serupa dengan Dia”. (QS As Syura 42 : 11).

”Dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan-Nya”. (QS Al Ikhlas 112 : 4)

“Bukankah telah datang kepada manusia suatu waktu dari masa sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut” (QS Al Insan 76 : 1).

Sifat dari Dzat Allah adalah Terang Benderang

“Dialah Yang Awal dan Dia Yang Akhir, Yang Terang dan Yang tersembunyi dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS Al Hadid 57 : 3).

3) Karena sifat dari Dzat Allah adalah Terang Benderang, maka sifat dari Dzat Allah tersebut diberi asma “An Nuur” atau Cahaya.

Allah adalah Cahaya langit dan bumi. Perumpamaan Cahaya-Nya adalah seperti lubang yang di dalamnya ada pelita. Pelita itu dalam kaca. Dan kaca itu laksana bintang yang berkilauan yang dinyalakan dengan minyak pohon yang diberkati, yaitu pohon zaitun yang tidak tumbuh di Timur dan tidak juga di Barat. Minyaknya hampir menerangi walaupun tidak disentuh api, Cahaya di atas Cahaya. Allah akan menunjukkan Cahaya-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki dan menghendaki (Cahaya-Nya). Allah membuat perumpamaan-perumpamaan tersebut bagi manusia dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS An Nuur 24 : 35).

Afal Allah termanifestasikan dalam Cahaya Asmaul Husna

“Allah mempunyai Asma’ul Husna” (QS Al A’raf 7 : 180).

“Dia mempunyai asmaul husna”. (QS Al Isra’ 17 : 110)

“Berakhlaklah kamu seperti akhlak Allah”. (Al Hadits)

KEBERADAAN ALLAH SANGAT DEKAT DENGAN UMAT MANUSIA

“Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. (QS Qaf 50 : 16)

“Dan apabila hama-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah, sesungguhnya Aku dekat….” (QS Al baqarah 2 : 185).

“… Dia ada bersama mereka di mana saja mereka berada”. (QS Al Mujadilah 28 : 7)

“Dia beserta kami dimana saja kamu berada”. (QS Al Hadid 57 : 4).

“Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu tetapi kamu tidak melihat”. (QS Al Waqi’ah 56 : 85).
.
“Sesungguhnya Aku bersama kamu”. (QS Thoha 20 : 42)

“Dan Aku telah memilihmu untuk diri-Ku” (QS Thoha 20 : 41)

Sesungguhnya langit-langit dan bumi tidak berdaya menjangkau-Ku, namun Aku telah dijangkau oleh Qolbu orang mu’min . (HR. Ahmad dari Wahab bin Munabbib)