Dalam bahasa Arab, organ vital kelakian di sebut Ad Dzakar, sedangkan organ vital kewanitaan disebut Al Untsa. Sifat kelakian disebut dengan istilah Ar Rizal, sedangkan sifat kewanitaan disebut dengan istilah An Nisa. Yang harus diingat Al Qur'an dan Hadits tidak pernah menggunakan istilah Al Untsa (V****a) dan Adz Dzakar (P***s), tetapi selalu menggunakan istilah An Nisa' (sifat Feminim) dan Ar Rizal (sifat maskulin). Kesalahan dalam memahami hal ini, akan menyebabkan masalah gender yang tidak habis-habisnya dari dulu sampai sekarang. setiap diri manusia normal, pasti mempunyai satu jenis kelamin dan dua sekaligus sifat An nisa' dan Ar Rizal sekaligus, tinggal mana yang lebih dominan dari dua sifat tersebut. dan normalnya akan mengikuti penanda dari organ jenis kelaminnya, kalau tidak, itu namanya ada yang errorrrr, hasilnya bisa tomboy atau bensooong.
Kalau sudah memahami masalah tersebut diatas, maka sebenarnya mudah bagi kita ketika menerapkan ayat-ayat atau hadits yang berbau gender dalam kehidupan sehari-hari, misalnya masalah kepemimpinan yg selalu diributkan menjelang PilPres atau Pilkada, yang semuanya merujuk kepada surat An Nisa ayat 34 "Ar Rizal' adalah pemimpin dari An Nisa', sehingga terjadi perdebatan bahkan sampai masuk ranah ke haram halal, padahal sudah jelas, judul suratnya saja An Nisa' bukan Al untsa...kemudian dalam ayat tersebut disebutkan yang memimpin itu Ar Rizal bukan Adz Dzakar, yang kalau kita merujuk kepada penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa yang berhak memimpin adalah yang mempunyai sifat maskulin, siapapun dia, pria atau wanita, yang penting dia harus tegas, berwibawa, berani, ulet, dll, bukannya cengeng, lemot, gamang, galau.
Kalau sudah memahami masalah tersebut diatas, maka sebenarnya mudah bagi kita ketika menerapkan ayat-ayat atau hadits yang berbau gender dalam kehidupan sehari-hari, misalnya masalah kepemimpinan yg selalu diributkan menjelang PilPres atau Pilkada, yang semuanya merujuk kepada surat An Nisa ayat 34 "Ar Rizal' adalah pemimpin dari An Nisa', sehingga terjadi perdebatan bahkan sampai masuk ranah ke haram halal, padahal sudah jelas, judul suratnya saja An Nisa' bukan Al untsa...kemudian dalam ayat tersebut disebutkan yang memimpin itu Ar Rizal bukan Adz Dzakar, yang kalau kita merujuk kepada penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa yang berhak memimpin adalah yang mempunyai sifat maskulin, siapapun dia, pria atau wanita, yang penting dia harus tegas, berwibawa, berani, ulet, dll, bukannya cengeng, lemot, gamang, galau.